Pages

Minggu, 14 Oktober 2012

CERPEN "Love You Dicky"


Love You Dicky....


     Sore itu aku duduk-duduk di teras belakang rumah, sambil melihat ikan hias piaraan papa di kolam kecil samping teras. Aku masih memikirkan kata-kata Vicka teman baikku di sekolah “mau sampai kapan kamu menjalin hubungan terlarang kamu sama Dicky? inget grace kamu udah di jodohin sama Winston!”. ”vick...aku itu masih 18 tahun pernikahan ku sama winston itu toh masih nanti kalo aku lulus kuliah.masih 5 tahunan lagi. aku cinta sama Dicky vick. aku tidak cinta sama Winston.”. ”bukannya aku maksa kamu say. tapi kasian dicky nantinya, kamu bisa lihat kan betapa dicky cinta sama kamu? gimana nanti kalo saat dicky semakin mencintai kamu, kamu malah menikah dengan orang lain? pikirkan perasaannya dicky”. 

     hhuuhh…..Aku menghela napas panjang, rumit nya kisah cintaku. Aku hanya ingin bahagia dengan orang yang aku cintai kenapa sesulit ini, bulan depan aku sudah lulus dari SMA itu artinya aku akan meninggalkan Indonesia, karena mama dan papa ingin aku kuliah di Singapore, di kampus yang sama dengan Wins (anak temen papa sekaligus temen kecil aku). Orang tuaku dan Wins sudah sepakat menjodohkan kami nantinya. Awalnya aku setuju-setuju saja, tetapi semenjak aku mengenal dicky semua berubah.

“Grace!! Ada telfon dari Wins” teriak mama dari dalam yang memecahkan semua lamunanku tentang dicky
“iya ma.. bentar”
“Halo Grace!” terdengar suara Wins dari seberang sana
“Hai Wins, tumben telfon aku?”
“Tumben?? bukannya emang 2 hari sekali aku telfon kamu yaa??”
“oh eh I iya Wins, lupa” jawabku gugup
“Lupa?? kamu kenapa sih hun? ada masalah ya kok gak konsen gitu? apa aku ganggu kamu nih?”
“oh tidak ko wins sorry sorry, lagi banyak pikiran aja, biasa deg-degan nunggu pengumuman kelulusan”
“oh, kamu pasti lulus kok sayang percaya deh sama aku”
“Wins sory nih aku ngantuk banget, telfonnya besok lagi aja ya…muach ” 

     Aku langsung menutup telfon wins, jujur aku merasa sangat bersalah pada wins. Dia selalu baik sama aku, tetapi aku malah seperti ini. Aku menuju ke kamarku, aku rebahkan tubuhku, aku mulai memejamkan mataku, setelah itu aku hanyut dalam khayalan ku tentang Dicky. Esoknya aku menemui Dicky untuk ceritakan semua padanya. Mulai dari perjodohan ku dengan wins dan tentang rencana papa yang mau mengkuliahkan aku ke luar negeri, aku fikir dicky akan marah mendengar pernyataan aku, tetapi dia malah memeluk aku. 

“aku gak perduli kamu mau menikah dengan siapa nantinya.yang pasti aku bahagia banget bisa merasakan cinta dari kamu” aduhhh kenapa dicky malah bicara seperti itu aku malah semakin merasa bersalah padanya
“kamu kenapa gak marah aja sih dik? aku malah jadi semakin sedih denger kamu ngomong seperti itu”
“ada suatu hal yang bikin aku gak sedih kamu punya wins, jadi aku bisa tenang sekarang karena ada yang mencintai kamu dan lebih bisa membahagiakanmu nantinya sayang, karena aku gak mungkin selamanya di samping kamu” 
“sayang, kamu ngomong apa sih??” jujur aku merasa ada yang mengganjal dari kata-kata dicky tadi, merasa sedih gak karuan, perasaan apa ini
“ohya sayang kamu tinggal 1 bulan kan disini? mending kita susun rencana2 aja yank, pokoknya 1 bulan ini harus kita isi dengan kenangan-kenangan indah yang tak terlupakan, biar gak ada yang menyesal nantinya. Okey??”
Aku menganggukkan kepalaku, Dicky tersenyum padaku, senyum yang aku rasa aneh.

     1 bulan terakhirku di indonesia aku lewati berdua dengan dicky, jalan2 ke mall, piknik ke pantai, puncak, hampir semua tempat wisata di kota kami kunjungi. Bahagia banget, aku semakin sayang pada dicky dan semakin gak sanggup meninggalkan dia nantinya. Hari terakhir kami lewati di pantai. Sebuah pantai berpasir putih di tengah desa yang tidak banyak orang yang tahu.

“sayang” kata dicky
”apa say??” jawabku
”apa pesan dan kesan kamu selama 1 bulan ini full sama aku??”
“ya ampunn kaya pelajaran bahasa aja deh kamu pake pesan dan kesan segala”
“hahaha….iya donk mau rekam nih sayang. aku udah bawa alat perekamnya nih”
“ihh ya ampun segitunya…ehmm apa ya…bingung sayang”
“ungkapin apa yang ada di hati kamu, ungkapin semua yang kamu pikirkan tentang aku. siap yaaa” aku mulai mengungkapkan perasaanku 


“Dicky sayang…makasih banget buat 1 bulan yang indah ini ya. aku gak akan pernah melupakan kenangan kita ini. aku…sangat sangat mencintai kamu lebih dari apapun dick. maafin aku gak bisa kasih cinta yang sempurna buat kamu, tapi jujur aku sangat ingin hidup berdua dengan kamu selamanya. maafin aku….” selesai aku bicara aku melihat mata dicky menahan air matanya. ya…Tuhan hancur banget rasanya liat dia nangis kaya gitu. aku merasa jadi orang paling jahat sekarang. aku memeluk dicky erat. dicky pun membalas pelukan aku. 


“Grace..kamu jaga diri baik2 ya…kamu harus bahagia dengan atau tanpa aku sayang, meskipun aku gak ada di samping kamu tapi aku selalu ada di hati kamu sampai kapanpun” kata-kata dicky di ucapkan dengan sangat lembut bahkan nyaris tidak terdengar. tapi hati aku bisa merasakan kepedihan yang sangat dalam di hati dicky.
Besoknya adalah pesta perpisahan di sekolahku, tapi dari tadi aku tidak melihat sosok dicky. perasaan khawatir pun muncul di hati aku. aku coba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif, aku telfon rumahnya pembantunya bilang dicky sudah berangkat dari sejam yang lalu. astaga dia kemana, kenapa saat terakhir aku disini kamu malah gak ada dick. kamu dimana?? sampai acara selesai dicky tidak juga muncul di sekolah. aku berjalan pelan di koridor sekolahku, terbayang masa2 aku dengan dicky, tawa, canda dan bahkan tangis menghiasi cinta terlarang kami. sayang kamu dimana…aku ingin memeluk kamu untuk terakhir kalinya…..sampai di gerbang mama dan papa udah menunggu aku, aku harus berangkat ke Singapore hari ini juga, aku menuju ke mobil sambil sesekali menoleh ke belakang berharap dicky datang menghampiri aku. tetapi tidak ada, aku masuk ke mobil, tapi pandangan ku tetap ke arah belakang. perlahan mobil aku mulai berjalan. belum lama mobil kami berjalan seperti ada yang memanggilku.”Dicky” seruruku 

“kamu kenapa grace..dicky siapa??”
“aku denger ada yang manggil aku mah” lalu aku menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa di sana. tetapi hati aku yakin ada yang memanggilku dan itu suara dick, aku tidak mungkin salah.
“tidak ada siapa-siapa sayang” kata papa
Aku sudah pasrah….mungkin Tuhan belum ijinkan aku bertemu dengan dicky, tapi aku berjanji pada diriku sendiri aku pasti kembali ke sini. 


****


     2 tahun kemudian……..
    aku mengambil cuti kuliah 1 bulan dan memutuskan untuk pulang ke indonesia, aku kangen sama mama papa dan yang pasti aku sangat merindukan dicky. seperti apa dia sekarang….senyumku mengembang membayangkan Wajah dicky tidak sabar ingin langsung menemuinya. siang itu juga aku pamit sama mama mau pergi ke rumah vicka, sesampai di rumah vicka dia menyambut aku dengan kebawelannya yang khas.

“Gracee!!! Ya ampun kangen banget, kapan sampe sini kok gak kabar-kabarin aku sihh..jahat banget, masuk dulu yuk” 
“iya iya tapi abis ini anterin aku ke tempat dicky yaa”
Vicka terlihat kaget mendengar ucapan aku, perasaan ku mendadak tidak enak.
“kenapa vick?? ko kayaknya kamu kaget banget??”
“kita ceritanya di dalem aja yaaa”
sesampainya di dalem vicka suruh aku duduk di kamarnya, vicka terlihat sangat serius, mau tidak mau aku jadi semakin gak tenang 


“kenapa vik? ada apa sebenernya? dicky gak apa-apa kan? dia baik-baik aja kan?”
“Grace….maafin aku gak cerita soal ini ke kamu, please janji jangan marah”
“iya aku janji…”

Vicka mulai bercerita :
“2 tahun yang lalu saat pesta perpisahan dicky gag bisa dateng ke pesta karena dia mau beliin kamu bunga, tapi sayangnya dia malah kejebak macet. hapenya mati dan gak bisa hubungin kamu, saat kamu pulang selang beberapa menit aja dicky dateng, dia lari mengejar mobil kamu, tapi mobil kamu terlanjur jauh. dicky teriakin nama kamu sekencang mungkin bahkan banyak yang lihat kejadian itu, lalu ada beberapa tukang ojek yang mangkal di depan sekolah, dicky meminjam salah satu motor milik tukang ojek di situ buat ngejar kamu, tapii….” Kata-kata vicka terhenti, perasaan aku sangat tidak karuan saat itu
“tapi apa vik?” 
“tapi naas dicky di tabrak truk dari arah samping grace”
“trus dicky gimana? dia gak kenapa-kenapa kan vik? dia baik2 aja kan?”
“setelah kejadian itu dicky masih bisa bernafas grace, orang-orang disitu bawa dia ke Rumah Sakit termasuk aku, aku tunggu dia sampai sadar, ayah dan ibunya tidak ada yang dateng. sekitar 1 jam kemudian dokter keluar, dokter bilang dicky ingin ketemu aku, aku masuk ke kamar UGD, aku lihat nafas dicky udah tersengal-sengal. Grace, dia nitip tape recorder ini buat kamu, dia bilang aku harus jaga kamu, karena dia udah gak bisa lagi jaga kamu, setelah dia mengatakan hal itu, nafasnya berhenti. Dicky udah gak ada, dia udah tenang di sana sayang” 

     Aku terdiam…tubuh aku menjadi sangat lemas mendengar cerita vika.
“grace jangan diem aja, kalo mau nangis, nangis aja gak apa-apa”
“DICKY!!!!!!!!!! kenapa secepat ini vick?? aku belum bisa ngebahagiain dia” aku nangis sejadi-jadinya, menyesal dan kecewa kenapa di saat terakhir dicky aku gak ada di sampingnya. andai saja waktu itu aku bisa menunggunya sebentar saja pasti gak akan kayak gini jadinya, andai saja waktu aku mendengar suaranya aku mau berhenti! 

     Aku menerima rekaman pemberian dicky dari vika, setelah itu vika mengantarkan aku pulang, aku masuk ke kamarku. aku rebahkan tubuhku, aku ambil rekaman dari dicky, aku putar perlahan. ternyata itu adalah rekaman suaraku waktu di pantai di hari terakhir aku bertemu dengannya, aku dengarkan sampai selesai. saat kata-kataku di dalam rekaman itu selesai aku meletakkan nya di dada ku, tapi ternyata masih ada suara lagi. ternyata dicky menambahkan isi rekaman itu dengan kata-katanya. 

Dicky : “Grace sayang….mungkin memang kisah cinta kita gak sesempurna yang kita inginkan. tapi kamu adalah yang tersempurna yang pernah aku miliki. aku mencintai kamu melebihi diriku sendiri. suatu saat nanti kalau kita ketemu mungkin kamu udah menggendong anak kamu dengan winston yang manis-manis dan aku akan memandang kamu dari jauh sayang, aku ikut tersenyum untuk kebahagiannmu. I love You My Princess…” 


Ya Tuhan, penyeslan yang teramat dalam aku rasakan sekarang…..
Dicky… aku janji aku akan bahagia buat kamu tenang di sisiNya ya sayang…..
I love You My Soulmate…..
3 tahun kemudian aku akhirnya menikah dengan Winston, kami di karuniai 2 anak dan memutuskan untuk menetap di Singapore. Tapi Dicky…selamanya kenangan akan dia tidak akan pernah hilang……
Love You Dicky….

~ The End ~



0 komentar:

Posting Komentar